Studi Arsip

Kajian Genealogi-Arkeologis Terhadap Candi Borobudur

Galeri

Tautan Terkait

Akademia.edu

File

Kajian Genealogi-Arkeologis Terhadap Candi Borobudur

Unduh

Kajian Genealogi-Arkeologis Terhadap Candi Borobudur

06 December 2022

By Portal GLAM

Geneologi

 

Indonesia mempunyai kekayaan budaya yang beragam dan salah satunya adalah candi. Terdapat kurang lebih 38 candi yang telah diketahui dan candi lainnya yang sampai saat ini belum mempunyai nama. Candi mempunyai nilai-nilai filosofis tinggi yang tersurat maupun tersirat melalui relief-relief yang terukir di batu-batu candi.Candi membuktikan sebuah peradaban agung yang pernah ada pada masa kerajaan yang berkuasa di Indonesia terutama saat berjaya serta menyebarnya agama Hindu dan Budha. Candi Pendharmaan adalah suatu istilah dalam arkeologi Hindu-Buddha Indonesia untuk menyebutkan suatu bangunan suci --umumnya candi-- yang didirikan untuk memuliakan seorang tokoh yang telah meninggal.Kata dharma berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya cukup luas, seperti hukum, aturan hidup dan tingkah laku yang ditentukan oleh agama dan adat, keadilan, kabajikan, ajaran agama, kebenaran, kewajiban, kesucian, dan lain-lain.Salah satu pengertian kata dharma dalam bahasa Jawa kuna adalah lembaga keagamaan, candi, biara, pertapaan, dan bangunan suci lainnya. Dalam beberapa karya sastra Jawa Kuna seperti Wirataparwa, Nagarakrtagama dan Siwaratrikalpa begitupun dalam karya sastra lainnya seperti Pararaton dan Kidung.

Harsyawijaya banyak disebutkan kata dharma atau dhinarma yang artinya membangun candi untuk tokoh tertentu. Dengan demikian kata pendharmaan adalah bentukan kata dalam Bahasa Indonesia dengan awalan pe dan akhiran an dengan kata dasar kata Jawa Kuna dharma, maka artinya dapat menunjukkan lokasi atau tempat suatu bangunan suci tertentu atau bangunan suci itu sendiri. Selanjutnya yang akan ditinjau dalam bahasan ini adalah beberapa nama pendharmaan di wilayah Jawa bagian timur yang berhasil disesuaikan dengan berita dalam karya sastra, serta akan diungkap pula beberapa pendharmaan bagi tokoh-tokoh penting yang masih belum dapat diketahui keberadaannya hingga sekarang. Candi-candi Hindu di Indonesia umumnya dibangun oleh para raja pada masa hidupnya. Arca dewa, seperti Dewa Wishnu, Dewa Brahma, Dewi Tara, Dewi Durga, yang ditempatkan dalam candi banyak yang dibuat sebagai perwujudan leluhurnya. Bahkan kadang-kadang sejarah raja yang bersangkutan dicantumkan dalam prasasti persembahan candi tersebut.Berbeda dengan candi-candi Hindu, candi-candi Buddha umumnya dibangun sebagai bentuk pengabdian kepada agama dan untuk mendapatkan ganjaran.Ajaran Buddha yang tercermin pada candi-candi di Jawa Tengah adalah Buddha Mahayana, yang masih dianut oleh umat Buddha di Indonesia sampai saat ini. Berbeda dengan aliran Buddha Hinayana yang dianut di Myanmar dan Thailand (PNRI, 2013). Karena ajaran Hindu dan Buddha berasal dari negara India, maka bangunan candi banyak mendapat pengaruh India dalam berbagai aspeknya, seperti: teknik bangunan, gaya arsitektur, hiasan, dan sebagainya. Walaupun demikian, pengaruh kebudayaan dan kondisi alam setempat sangat kuat, sehingga arsitektur candi Indonesia